2 Tahun Tertipu Promo PDAM, 800 Warga Desa Hulaan Meradang

Gresik, beritakota.net | 800 lebih warga Desa Hulaan, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur hanya bisa menahan geram, mereka diduga tertipu promo biaya murah pemasangan jaringan PDAM menuju rumahnya. Setelah hampir dua tahun membayar lunas promo tersebut, air dari Perumda Giri Tirta Gresik belum juga bisa dinikmati. 


“Dulu Pemerintah Desa melalui Kepala Desa menyampaikan ada promo PDAM (kini Perumda Giri Tirta Gresik, Red), cukup bayar Rp1 juta, air sudah bisa currr (mengalir, Red) di rumah. Tapi mana? Hingga dua tahun ini tidak ada kejelasan,” ujar Nurwanto (42), salah satu warga Hulaan yang mendaftar promo, baru-baru ini.

Bersama ratusan warga Hulaan lainnya, Nurwanto antusias mengikuti promo tersebut. Karena harga yang diberikan jauh di bawah harga normal untuk satu Sambungan Rumah (SR) dari ketentuan Perumda Giri Tirta Gresik, Rp1.741.300.


“Karena air bersih adalah kebutuhan utama, apalagi, pihak desa menyampaikan promo hanya berlaku untuk satu hari saja. Karena tidak punya uang, akhirnya saya pinjam uang ke saudara agar bisa mengikuti promo itu. Kondisi yang saya rasakan juga dialami sebagian warga Hulaan lainnya, bahkan ada yang terpaksa jual TV,” tutur Nurwanto.


Ia pun menyesalkan ketidakjelasan promo yang disampaikan pada tahun 2020 itu, karena hingga sekarang tidak ada realisasinya. Padahal, jaringan tersier pipa Perumda Giri Tirta Gresik sebenarnya sudah sampai di depan rumahnya.


“Warga sebenarnya sudah menyampaikan ke pihak Pemerintah Desa, jika tidak ada kejelasan lebih baik uang kami dikembalikan, biar bisa saya lunasi utang ke saudara,” tandas Nurwanto.


Hal senada disampaikan oleh warga Hulaan lain yang juga mendaftar promo, Syaiful Jatmiko (38). Ia mengaku tertarik mengikuti promo yang disampaikan oleh Pemerintah Desa karena selama ini keluarganya kesulitan mendapatkan air bersih. Harus beli atau menyambung ke rumah tetangga yang kebetulan memiliki sumur dengan sumber air yang bersih.


“Kami sudah bolak balik menanyakan ke Pemerintah Desa, tapi tidak ada jawaban yang memuaskan. Sekarang pihak Pemerintah Desa justru meminta kita untuk menambah lagi uang Rp1.750.000 kalau mau salurannya terpasang sampai rumah,” ujar Syaiful.


Penambahan biaya ini dibenarkan oleh warga Hulaan lain, Eni Nurhayati (34). Ia menyampaikan jika orang tuannya terpaksa menambah uang pendaftaran menjadi Rp2.750.000 agar saluran air Perumda Giri Tirta Gresik bisa terpasang hingga rumahnya.


“Sebagian warga yang mau nambah uang lagi, jaringan PDAM memang sudah ada yang terpasang di rumahnya. Tapi di rumah saya, meski sudah empat bulan melunasi biaya tambahan itu belum juga terpasang,” ucap Eni dengan nada kecewa.


Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, warga yang mengikuti program promo itu menyetorkan biaya pendaftaran kepada Panitia Desa, ada juga yang melalui Pengurus RT dan Perangkat Desa. Peserta promo mendapatkan kuitansi pembayaran dengan nilai Rp1 juta.


Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Edy Santoso, Ketua Panita Pemasangan Instalasi PDAM Desa Hulaan membenarkan jika pihaknya menerima uang Rp1 juta dari warga Hulaan yang mendaftar pemasangan PDAM. Dengan singkat ia mengungkapkan jika promo itu berlaku satu hari dan sebenarnya disampaikan oleh UPT PDAM Giri Tirta Kecamatan Menganti (sekarang berubah menjadi Perumda Giri Tirta Cabang Menganti) secara lisan.


“Lengkapnya silakan konfirmasi langsung ke Kepala Desa Hulaan, sebab saya cuman ketua pengganti," tandas Edy seraya menambahkan jika uang Rp1 juta peserta promo itu sudah dibelanjakan untuk pipa jaringan, sehingga kemungkinan sulit untuk dikembalikan.


Sementara itu, ketika ditanya terkait promo dan pengakuan warga yang membayar lewat dirinya tapi tidak mendapatkan kuitansi. Bu Indra, salah satu perangkat Desa Hulaan yang saat itu menjabat sebagai Pj Kasun mengatakan sudah tidak ingat lagi.


"Saya lupa mas, nanti di kantor saja tanya sama panitia," ungkapnya. 


Ditemui terpisah, Kepala Desa Hulaan, Hamdani Widianto, Senin (4/4) membantah pernah menyampaikan adanya promo pemasangan saluran air dari Perumda Giri Tirta Gresik kepada warganya. Ia mengaku hanya meneruskan apa yang disampaikan oleh Perumda Giri Tirta Cabang Menganti, yaitu mengupayakan pemasangan SR dengan biaya Rp1 juta.


“Waktunya juga tidak terbatas hanya satu hari seperti yang disampaikan warga kepada sampean (jurnalis, Red). Cukup lama kok, tapi saya lupa pastinya,” ungkapnya.


Berdasarkan isu yang beredar saat itu, promo tersebut berkaitan dengan pilkada dan dukungan pada salah satu calon kepala daerah.


Ada empat Desa yang mendapatkan tawaran ini dari Perumda Giri Tirta Cabang Menganti, tapi hanya Desa Hulaan yang memiliki jaringan tersier, sehingga jatah desa lain dimanfaatkan Hulaan. Dan total pendaftar yang telah melunasi biaya Rp1 juta lebih dari 800 keluarga.


“Kalau warga mau uangnya dikembalikan, tidak masalah. Tapi nunggu ada pendaftar baru, karena uang Rp1 juta itu sudah dibelanjakan untuk jaringan,” tutupnya.


Namun, mayoritas warga berharap promo program 1 juta air mengalir ke rumah warga itu terus dilanjutkan.


Selain itu, warga meminta proyek pipa induk yang sudah terpasang untuk diperiksa (diaudit) kembali.


Perumda Giri Tirta Gresik Bantah Adanya Promo


Terkait promo Rp1 juta pemasangan jaringan air bersih di Desa Hulaan pada tahun 2020 yang hingga kini belum terealisasi, dengan tegas pihak Perumda Giri Tirta Gresik membantah pernah mengeluarkan promo tersebut.


"Nah warga waktu itu dapat info promo dari siapa? Karena PDAM (Perumda Giri Tirta Gresik, Red) sendiri tidak pernah mengeluarkan promo itu," ujar Muhammad Irwan, Kepala Bagian Pelayanan Perumda Giri Tirta Gresik saat dikonfirmasi.


Irwan pun mengungkapkan, jika pihak Pemerintah Desa hanya berasumsi, karena waktu itu bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Adapun biaya untuk pasangan 1 SR (Sambungan Rumah Tangga) standarnya sebesar Rp 1.741.300.


“Kami tidak pernah mengeluarkan promo itu, apalagi dengan tertulis dan lewat brosur. Jelas biaya Rp1 juta tidak cukup untuk memenuhi pemasangan SR,” tandasnya.


Ditanya terkait pendaftar yang masuk, Irwan mengungkapkan jika Panitia Pemasangan Instalasi PDAM Hulaan mulai mendaftarkan warganya sejak Maret 2021, itupun hanya untuk 216 jaringan. Sedangkan hingga kini baru terpasang atau aktif 159 SR.


“Tahun 2020 sama sekali tidak ada pendaftaran.  Baru pada Maret 2021, ada 216 pendaftar dan saat ini 159 yang sudah terpasang," jelas Irwan.


Rekomendasi Inspektorat Gresik Tidak Direspon Pemerintah Desa Hulaan


Kasus dugaan penipuan promo pemasangan jaringan air bersih di Desa Hulaan, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik oleh Pemerintahan Desa setempat telah sampai di tangan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gresik.


Inspektur Pemerintah Kabupaten Gresik, Edy Hadisiswoyo melalui Sekretaris Inspektorat, M. Kurniawan mengaku pihaknya sudah turun untuk melakukan pemeriksaan, dan mengeluarkan rekomendasi. Tapi hingga saat ini belum ada tindak lanjut. 


“Rekomendasi dari kami sebenarnya sudah keluar pada tahun 2021. Tapi sampai sekarang belum juga ada jawaban dari Pemerintah Desa setempat,” ujar Kurniawan.


Wawan (sapaan akrabnya) pun membenarkan jika pihak Pemerintah Desa menerima uang pendaftaran Rp 1 juta, dan hasil pemeriksaan angka itu tidak cukup untuk pemasangan SR. Namun, ditanya terkait rekomendasi yang dikeluarkan, Kurniawan enggan terbuka.


“Rekomendaai dari kami intinya agar permasalahan Pemerintah Desa dengan warga diselesaikan melalui sejumlah solusi teknis, tapi detailnya saya lupa,”  Kurniawan.


Saat ditanya apakah ada temuan yang mengarah pada tindak pidana penipuan, ia pun menolak menjawab.


"Kalau itu (penipuan), bukan ranah saya mas untuk memjawab," tandasnya.


Untuk diketahui, pada Selasa, 9 Maret 2021, sekitar pukul 11.00 WIB di ruang pertemuan Wakil Bupati Gresik, perwakilan korban promo program HUT PDAM, diterima Bupati Gresik, Fandi Ahmad Yani.

Hadir dalam pertemuan tersebut, Wagub Gresik, Aminatul Habibah, Kepala Inspektorat Gresik, Edy Hadisiswoyo, Dirut PDAM Giri Tirta Gresik, Siti Aminatus Zariyah, Kades Hulaan, Hamdani Widianto, Sekdes Hulaan, dan perwakilan Panitia PDAM Mandiri Desa Hulaan Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur.


Berbicara soal Subsidi pemasangan saluran baru dari Pemkab Gresik, Direktur Utama PDAM Giri Tirta Gresik, Siti Aminatus Zariyah, S.E. dengan tegas membantah adanya dana subsidi saat promo HUT PDAM tersebut.


“Tidak ada dana subsidi," tegas Risa, sapaan akrabnya.


Sementara itu, Kepala Inspektorat Kabupaten Gresik Edy Hadisiswoyo, S.H, M.M, menyatakan bahwa hal ini dapat di kategorikan sebagai tindak pidana penipuan. Dan sebanyak 800 orang warga Desa Hula’an di kecamatan Menganti Gresik itu sebagai korbannya.


“Disini ada indikasi tindak pidana penipuan, dengan sedikitnya 800 an orang konsumen yang menjadi korbannya," ucap Edy saat itu.


Lebih lanjut Edy mengapresiasi kebijakan yang diambil oleh bupati gresik Fandi Ahmad Yani dalam menyelesaikan permasalahan.


“Alhamdulillah bupati itu sosok yang cerdas dan bijaksana. Beliau masih memberi kesempatan 1 – 2 minggu kedepan bagi Dirut PDAM, Kades dan Panitia untuk menyelesaikan masalah," pungkas Edy. (Yan)