Eson, Ahli Kaligrafi yang Menjadi Wartawan

Gresik, beritakota.net -- "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah', begitu ungkapan Ahmad Fathis Su'ud mengutip Pramoedya Ananta Toer mengawali pembicaraan mengisahkan dirinya menjadi wartawan.


Santri jebolan Pondok Pesantren Al Islah Bungah ini, tidak mengira akan  menjadi wartawan, karena cita citanya menjadi seorang guru.

Praktis sejak di pondok beliau sudah dikenal pintar menulis kaligrafi yaitu tulisan khot Arab, bahkan kaligrafinya sudah bisa menghasilkan.

 

Jalan berubah sejak masuk 2004 kuliah jurusan pendidikan agama di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya sekarang menjadi UINSA (Universitas Islam Negeri Surabaya), yaitu sambil kuliah dia menjadi reporter Harian Umum Duta Masyarakat.


"Saya dulu ahli menulis kaligrafi, tapi sekarang menjadi penulis berita", ujar Ahmad Fathis Su'ud yang panggilan akrabnya adalah Eson sambil tersenyum.


Pria kelahiran 3 Agustus 1974 suami dari Citra Wulandari ini, sejak menjadi wartawan sampai saat ini ternyata ada kepuasan sendiri, yaitu dengan menulis berita akan banyak bermanfaat untuk orang lain.


Harapan Eson yang juga Ketua Paguyuban Ojek Sunan Giri ini menjadi wartawan tidak sekedar bisa menulis, tetapi bisa mengamalkan ilmu jurnalistiknya.


Berlatar dari pesantren Eson ingin membuat semacam sekolah jurnalistik khusus untuk para santri, agar mereka bisa menulis membuat karya tulisan lebih lebih di era medsos saat ini.


"Santri itu harus bisa menulis, saya punya obsesi ingin membuat sekolah menulis khusus untuk para santri, agar mereka bisa menulis berkarya membuat buku keislaman, " ujarnya sambil menyeruput kopi di sela sela mengikiti UKW (Ujian Kompeten Wartawan) yang di Gelar KWG (Komunitas Wartawan Gresik) dan UMJ (Universitas Muhammadiyah Jakarta) Sabtu (25/9/2021) dan Minggu (26/9/2021) di Horison GKB Gresik. 


Saat ini Eson sudah merintis dengan membuat Lembaga Kajian Media Santri, bekerjasama dengan pondok pesantren yang ada di Gresiik, untuk memberikan pelatihan jurnalistik agar nantinya mereka tidak sekedar pintar mengaji tapi juga piawai menulis.


"Sehebat apapun orang kalau tidak menulis tidak akan dikenang, maka mereka harus punya karya dalam tulisan tulisan yang bisa dibaca banyak orang", pungkas Eson yang baru saja lulus UKW jenjang Madya ini. Yan