Lebih Dekat dengan KWG, Sukses Gelar Festival Nasi Krawu Sampai Menelorkan Penulis Buku dan Budayawan

Tulisan Lepas: Hiyan Elbanis*

Pose bersama usai pentas teatrikal sebagai closing Festival Tumpeng Raksasa Nasi Krawu - dari kiri (atas) Miftahul Arif Ketua KWG, Fandi Akhmad Yani Bupati Gresik, Angga Purwancara Sekretaris KWG dan Sugeng Anggota KWG, Didik Hendriyono (Mantan Ketua KWG) dengan tongkat dan capil Pak Tani penulis Buku Telisik Hati dan Gilang Budi Raharja Ketua Panitia Festival dan Syaifuddin Ghozali Kepala Dinas Parekrafbudpora Gresik. 
OPINI, beritakota.net | Keberadaan Komunitas Wartawan Gresik (KWG) semakin mengundang perhatian publik, hal ini karena organisasi yang cikal bakal KWG dulunya adalah Sinoman Wartawan Gresik didirikan era tahun 2000-an di kantor Radar Gresik (Jawa Pos Grup) tempat penulis pertama menjadi wartawan, KWG melalui kegiatannya yang bersentuhan dengan masyarakat, juga satu-satunya di Indonesia setiap momen Hari Pers Nasional (HPN) menggelar Khotmil Qur'an (khataman al Qur'an).


Disamping itu kegiatan lainnya menjadikan decak kagum masyarakat Gresik, yaitu di momen HPN 2023 KWG pimpinan Miftahul Arif (Ketua) dan Angga Purwancara (Sekretaris) ini telah sukses menghelat Festival Tumpeng Raksasa Nasi Krawu pertama di dunia di Gressmall, Sabtu (11/03/2023).


Kegiatan KWG ini sebagai upaya melestarikan warisan luhur budaya Gresik, juga menaikkan kelas Nasi Krawu yang sudah banyak digandrungi masyarakat dari luar Gresik, bahkan dari wisatawan luar negeri setiap singgah ke kota santri sebutan  Gresik menyempatkan menyantap Nasi Krawu khas Gresik.


Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani saat hadir pada kesempatan acara ini mengatakan apresiasinya pada KWG.


"Saya sangat terkesan kepada rekan-rekan KWG, karena organisasi atau komunitas ini dapat memberikan sebuah ide yang luar biasa dalam mengisi kegiatan HUT kabupaten Gresik. Yang juga turut mengundang partisipasi warga dalam pelaksanaannya,” ujar H. Fandi Akhmad Yani didampingi Syaifuddin Ghozali Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Parekrafbudpora) Kabupaten Gresik.


Ketua KWG Miftahul Arif mengatakan, ide awal tercetusnya festival tersebut bermula dari perbincangan warung kopi. Dia bersama anggota KWG yang lain saat itu tengah membahas mengenai upaya KWG dalam merayakan Hari Jadi Kota Gresik ke 536 dan Kabupaten Gresik ke 49.


“Ini berangkat dari kita ngopi, muncul ide bersama generasi muda KWG. Tercetuslah agenda tumpeng raksasa nasi krawu ini. Dan Alhamdulillah direspon positif oleh Pak Bupati Gresik.” ungkap Miftahul Arif yang wartawan CNN ini.


Sebelumnya Wakil Ketua MPR RI KH Jazilul Fawaid dan Ketua DPRD Gresik H. Much Abdul Qodir membuka acara Festival Tumpeng Raksasa Nasi Krawu tersebut, keduanya angkat topi dengan kegiatan KWG dan berharap kedepannya terus dikembangkan agar turut berkontribusi dalam memajukan roda ekonomi di Gresik.


"Nasi krawu itu warisan budaya dari Gresik dan acara festival tumpeng raksasa nasi krawu oleh teman-teman KWG ini sangat berdampak positif dan membanggakan warga Gresik," ujar Kaji Qodir sapaan akrab H. Much Abdul Qodir.


Dalam serangkaian giat Festival Tumpeng Raksasa Nasi Krawu oleh KWG ini juga dibedah buku 'Jurnalistik Online' karyawan Akhmad Sutikhon Wakil Ketua KWG, buku saku karyanya ini diharapkan menjadi bekal para jurnalis di Kabupaten Gresik juga pada jurnalis luar daerah agar profesional menjalankan tugasnya, terutama terkait perkembangan zaman di bidang internet dan medsos.

Akhmad Sutikhon Wakil Ketua KWG penulis buku saku Jurnalistik Online dan Mohammad Masduki (baju kuning) saat menyerahkan kejutan buku karyanya 'Jurnalisme Otentik' kepada Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. 
Di tempat sama pada saat penutupan Festival Tumpeng Raksasa Nasi Krawu ini Mokhammad Masduki dari KWG memberikan surprise kepada Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani berupa buku karyanya berjudul 'Jurnalisme Otentik'.


Buku setebal 200 halaman ini bisa menambah pustaka referensi bagi jurnalis di Indonesia yang ingin lebih mendalami hakekat dari bagaimana sang jurnalis tidak hanya memburu berita, tetapi lebih dari itu menekankan jurnalis dalam menjalankan tugasnya tidak main hakim sendiri atau  menjustifikasi sesuka seleranya dari sebuah kebenaran yang ingin disajikan kedalam bentuk tulisan.


Profesional menjalankan tugas dengan kode etik dan menyampaikan otentisitas dari value berita itu sangat penting dan harus dijunjung tinggi bagi jurnalis.


Sementara itu anggota KWG lainnya Didik Hendriyono yang mengawali membuat buku (Telisik Hati), pada kesempatan closing acara Festival Nasi Krawu tersebut menampilkan aksi teatrikal KWG babat alas ono ing tanah Bandar Grisse.


Didik Hendriyono yang pernah menjadi Ketua KWG ini memiliki talenta budayawan, hasil karya bukunya itu sangat diminati masyarakat dan sudah dicetak untuk kedua kalinya dan akan dicetak kembali dengan mengembangkan Pondok Bumi Literasi yang digagasnya. Karya puisi - puisinya Didik Hendri juga sudah banyak dan telah dibukukan dalam sejumlah ‘Antologi Puisi’ diantaranya ‘Langit Kota’, ‘Suara Nyawa’, dan buku Kumpulan Sajak para penyair kota Pudak Gresik yang berjudul ‘Burung Gagak dan Kupu-Kupu’.


*Penulis anggota KWG, kelahiran Wringin Anom Gresik saat ini mengembangkan medianya warga NU, wartanu.online