Abdul Halim, Satu-satunya Kades di Jawa Timur Hadiri Acara Program First ASEAN Village Network Tonggak Bangkitnya Perekonomian dari Desa

Gresik, beritakota.net - Program First ASEAN Village Network jadi tonggak bangkitnya perekonomian dari desa. Hal tersebut sesuai dengan visi misi Gubernur DIY bagaimana pertumbuhan ekonomi didorong dari desa. Oleh karena itu perlu dukungan penuh dari semua stakeholder. 


Hal tersebut mengemuka dalam acara Welcome Dinner Back To Back ASEAN Collaborative Forum On Localizing 2030 SDG’S In The Village Level, First ASEAN Village Network dan ASEAN Rural Culture Expo In The Frameworks Of ASEAN Identity di Objek Wisata Watu Goyang Mangunan Dlingo Bantul, Senin (24/7/2023).


Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (Dirjen PDP), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) RI, Sugito mengatakan, bila dalam ‘First ASEAN Village Network dan ASEAN Rural’ tersebut berkumpul untuk membahas tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan.


Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad mengatakan, jika program yang disuport Bank BPD DIY tidak sebatas di sektor wisata.


“Dalam konteks ini kita bersama-sama dengan pemerintah dalam hal Ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, bahwa desa itu sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Dimana hal tersebut sesuai dengan visi misi Pak Gubernur bagaimana pertumbuhan ekonomi didorong dari desa,” ujar Santoso Rohmad.


Menurutnya, konsep tersebut sangat bagus dan dikembangkan dengan bekerja sama dengan seluruh desa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Khususnya dengan Bumdesnya yang terus didorong untuk ada kreativitas dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan ekonomi warga dan salah satunya dari sektor wisata.


Turut hadir Abdul Halim, satu-satunya Kepala Desa (Kades) di Jawa Timur, karena Sekapuk ditunjuk mewakili Indonesia sebagai Percontohan Desa Wisata di Kancah ASEAN. Dan juga dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Pemkab Gresik Drs. H. Abu Hassan, MM. 


“Kalau untuk acara ASEAN ini saya memberikan apresiasi, jadi senang Kepala Desa berterima kasih yang sebesar-besarnya, terobosan dari pemerintah terkait bagaimana kita bisa Head to head lintas negara yang berhubungan dengan sesama desa," ungkap Kades berjuluk Ki Begawan Setigi ini. 


Ya tentu selama ini, lanjut Abdul Halim, banyak tabel-tabel ketika kita Ingin yang lebih maju, ingin memberikan berbagai inovasi, berbagai solusi kebahagiaan pencapaian kepada sahabat desa yang di luar Indonesia itu.


"Saya rasa sulit, tapi dengan adanya Asean ini yang sudah di inisiasi oleh Indonesia ini sangat positif. Jadi bisa memberikan support kepada para kepala desa se-Indonesia dan bagaimana kita untuk terus membangun bangsa melalui desa untuk terus memberikan kontribusi inovasi pembangunan desanya karena semuanya itu tidak terhenti di desa saja masih ada peluang, masih ada ruang jadi tidak hanya bicara perkembangan se-Nusantara tetapi se-Asia,” katanya.


Lebih lanjut ditandaskan Abdul Halim, melanjutkan, inilah hal positif yang bisa kami rasakan terus kemudian harapan kami ke depannya setidaknya tidak hanya menjadi sebuah seremonial belaka tetapi ada output secara real bisa dirasakan oleh masyarakat di desa, bisa dirasakan juga oleh pemerintah desa. 


Abdul Halim mengungkapkan mengenai program programnya. Kalau untuk program-program itu yang disampaikan untuk masing-masing negara mempunyai 9 delegasi jadi Desa Jejaring Asean atau yang populer AVN (Asean Village Network) ini, programnya ke depan paling tidak sesuai dengan Locusnya ke desa wisata itu dari sisi potensi wisata lintas desa antar negara itu berbagi pengalaman, berbagi informasi, dan juga inovasinya.


Lalu juga ada Locus desa digital, bagaimana memberikan layanan cepat, bagaimana memberikan layanan yang terbaik di pemerintahan desa mengingat administrasi pertama yaitu yang diterbitkan oleh Pemerintah desa. "Ini bisa mengedukasi negara-negara lain, desa-desa negara di anggota ASEAN untuk bisa sama menjadi Desa Digital,” jelasnya.


Abdul  Halim juga menjabarkan program lainnya, yakni  OVOP (One Village One Product) ini juga menjadi catatan penting terkait masalah kekuatan ekonomi lokal. Sehingga nanti harapan pemerintah desa ini minimal punya satu produk yang bisa dibanggakan yang tidak hanya untuk kekuatan desanya melainkan Nusantara bahkan ekspor impor antar negara itu adalah harapan dari pada pemerintahan. 


Tak luput Beliau mengutarakan terkait harapannya dan rasa syukurnya. “Jadi kami dari desa merasa berterima kasih ada program seperti ini menjadi terobosan baru sebagai penjembatan kita berhubungan antar desa lintas negara," tegasnya. 


Kalau bicara perasaan, ya manusiawi ketika ada kepercayaan yang lebih tentu di situ ada beban yang lebih juga. Jadi semangat yang harus ditambah kemudian kalau untuk bahagia, ya bahagia dari kebahagiaan ini tentu dengan keyakinan bentuk rasa syukur kita supaya nikmatnya bertambah dan bisa menjadi nilai manfaat yang lebih setelahnya. 


"Dan Alhamdulillah, kami yang ada di Desa Sekapuk Gresik Jawa Timur memiliki Wisata Setigi (Selo Tirto Giri) dan Agrowisata KPI (Kebun Pak Inggih), satu desa mampu bangun dua wisata," pungkasnya. (Didik Hendri Telisik Hati)