Kepala Desa Cangaan, Fakhrurrozi mengaku sangat apresiatif dan responsif terhadap penetapan desanya sebagai Desa Migrasi Emas. Sebab, upaya peningkatan SDM dan perlindungan terhadap pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berasal dari desanya bisa lebih maksimal.
"Adanya Desa Migrasi Emas ini saya sebagai Kepala Desa, sangat apresiatif dan responsif sekali, untuk keberlangsungan PMI kedepan," terang Rozi, panggilan akrabnya.
Diungkapkan, dari jumlah penduduk 2.649 jiwa, sekitar 30 persen warga Desa Cangaan bekerja di luar negeri.
"Iya hampir 30 persen warga Cangaan di Malaysia, ada yang di Singapura, Brunei Darussalam, Australia, Saudi Arabia, Maladewa, Hongkong, dan Taiwan," ungkapnya.
Menurut Rozi, peluncuran Desa Migran EMAS menjadi bentuk pemerintah untuk menciptakan ekosistem perlindungan PMI dan keluarganya serta model program pengelolaan migrasi pekerja secara aman, legal, dan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi desa.
"Adannya Kementerian P2MI ini kami menyambut baik, biar bisa secara khusus dan fokus menangani PMI, untuk perlindungan menangani berbagai masalah mulai dari PMI Ilegal, pra PMI, perlakuan tidak baik dan kekerasan majikan di luar negeri, edukasi mantan PMI, juga pemberian pelatihan-pelatihan dan informasi lowongan kerja di luar negeri bagi remaja-remaja, sehingga kedepan bisa mensejahterakan masyarakat indonesia," ujarnya.
Untuk diketahui, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) meluncurkan program Desa Migran EMAS (Edukatif, Maju, Aman, dan Sejahtera) yang berlangsung di Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP), Jumat (11/7/2025).
Desa Migran EMAS yang diluncurkan di antaranya Desa Campurejo, Desa Dalegan, Desa Ngemboh, Desa Cangakan, dan Desa Mentaras.
Tak lupa, Kades Fakhrurrozi mengucapkan terima kasih kepada Bupati Gresik dan Menteri PPMI atas perhatiannya kepada pekerja migran khususnya yang berasal dari Deaa Cangaan.
"Terimakasih juga Kepada bapak Bupati Gresik kita, yang tanggap dan gercep, bisa bekerjasama dg kementrian P2MI," pungkasnya.(*/ian)